Kamis, 06 Januari 2011

Episode Cinta (1) : Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

31 Desember 2010

Jum'at ini sebenarnya hampir sama saja dengan jum'at yang telah lalu, hingga ketika hari beranjak siang ada suatu peristiwa yang sungguh peristiwa itu kurasa begitu lembut dan penuh cinta Alloh menegurku.
Siang itu seperti biasa salah seorang Satpam di Lantai dimana ruanganku berada bersiap untuk mengganti shift rekannya yang telah sedari pagi bertugas menjaga keamanan lantai ini. Sempat ku bertemu dengannya di depan lift dengan mengenakan jaketnya dan dia pun tersenyum kepadaku dengan senyum khasnya yang selalu kudapati ketika ku akan memasuki ruangan, namun senyumnya siang itu kurasa hanya sekedar senyum yang ia paksakan, yang kulihat disana ada sebuah beban yang mengiringi senyumannya. Begitu kondisinya sampai ku selesai sholat ashar, dia masih di depan lift dengan jaket masih melekat pada tubuhnya dan tidak duduk di meja Satpam, dan satu hal lagi bahwa Satpam yang sedari pagi menjaga sejak pagi masih terduduk disana, kulihat dia masih mencoba untuk tersenyum kepada orang-orang di lantai itu yang lewat di depan lift. Firasatku mengatakan ada yang tak beres dengan sang Satpam, pasti ada sesuatu yang membuatnya nampak bingung. Dan benar saja, saat sore menjelang selesainya jam kantor, saat itu diriku baru saja selesai berdiskusi dengan atasanku, dan ketika ku masuki ruanganku beberapa teman sedang membicarakan sesuatu tentang sang Satpam, langsung saja diriku bergabung dalam pembicaraan tersebut. Dari Pembicaraan tersebut ternyata, benar firasatku, bahwa ada sesuatu yang membuat sang Satpam terlihat bingung dan linglung. Ternyata siang itu adalah siang terakhir dia datang ke gedung dimana tempatku bekerja, karena di hari inilah, ketika dia dengan optimisme datang ke gedung ini untuk bekerja dalam rangka mencari nafkah untuk keluarganya, namun ternyata begitu dia akan bekerja yang ia dapati adalah SURAT PEMUTUSAN KONTRAK. Dan dalam pembicaraanku dengan teman-temanku sore itu salah seorang teman berujar "Alhamdulillah, kita harus banyak bersyukur ya, karena Senin depan kita masih dapat bekerja dan masih mendapatkan penhasilan sementara satpam tadi senin depan malah kehilangan pekerjaannya, dia mengawali tahun baru dengan hilangnya pekerjaan..."

Langsung saja setelah temanku berujar seperti itu yang terngiang dalam telinga dan hatiku adalah sebuah ayat cinta dari Sang Maha Cinta "Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?"
Sebuah teguran yang begitu lembut, begitu indah kepada kita hamba-hambaNya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Dia karuniakan kepada kita. Dan inilah salah satu episode cinta dalam hidup kita ketika Alloh menegur dengan begitu lembut dan indah agar kita senantiasa bersyukur atas segala nikmatNya, bukankah dalam ayat yang lain Alloh juga mengabarkan Jika kita bersyukur maka Dia akan menambahkan nikmatNya kepada kita? Jadi tak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak senantiasa bersyukur sepanjang hari...fabi ayyi alaa irobbikuma tukadzdziban....

2 komentar:

  1. Rabu sebelumnya, aku spt biasa menyapa dan menyalaminya. "Mas, saya pamit. Jumat besok saya terakhir di sini." Maka mengalirlah ceritanya, sambil sesekali kelihatan sambil menelan ludah menahan sedih.

    "Ya di rumah dulu mas, nunggu ada kontrak lagi." Katanya ketika menjelaskan setelah kontrak ini selesai bagimana nasibnya. Kamis kami masih sempet bercerita sedikit. Jumat aku lupa kalo pucat, jadinya gak sempet salaman terakhir dengan Mas Abidin sahabat kita itu. Duh..

    BalasHapus
  2. ya pak keri...sedih juga pas denger ceritanya....

    BalasHapus